Senin, 01 Desember 2014

SAPI dari Boyolali

Kota BOYOLALI dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah subtropis Australia dan Selandia Baru.

Menurut Pemerintah Kabupaten Boyolali, dari total pemenuhan kebutuhan susu secara nasional, 53,43 persen disuplai dari produksi susu di Jawa Tengah khususnya di Boyolali. “ Saat ini produksi susu segar di Boyolali sudah mampu mencukupi pasokan kebutuhan industri pengolah susu karena sudah mencapai sekitar 120.000 liter per hari sehingga banyak investor yang mulai berminat, “ ujar anggota Komisi III DPRD Boyolali Setiyono.

Susu Boyolali dapat digunakan untuk membuat yogurt, keripik dan lain lain. Di daerah Kecamatan Ampel terdapat sentra industri Abon dan Dendeng. Untuk mengetahui aktivitas produksi susu segar mulai pemerahan hingga menjadi susu segar siap minum, wartawan Koran JITU Anwar Mustafa melakukan peliputan di bawah kabut yang menyelimuti Kota Susu Boyolali. Kali ini yang JITU kunjungi adalah Desa Mudal, Kecamatan Mudal, Boyolali, Memang mengasyikkan melihat orang memerah susu secara langsung.

“Sebelum diperah, kotoran sapi dibuang ke tempat penampungan dan puting sapi dicuci dengan air. Baru kemudian sapinya bisa diperah. Dilakukan pembersihan terlebih dahulu supaya susu yang dihasilkan juga bersih dan tidak berbau apek,” ujar Eko, salah satu pekerja. Selain Eko, masih ada Sumadya, Tandya, Riyanto dan Suratno. Mereka sudah lebih dari 10 tahun bekerja di peternakan yang dibangun pada 2001 ini. Peternakan sapi ini dikelola oleh Sarbini. Setiap pagi dan siang ia selalu mengawasi kegiatan di peternakan sekaligus menjadi dokter hewan yang memantau kesehatan sapi.. Desa Mudal sering dikunjungi wisatawan yang ingin melihat dari dekat proses pemerahan susu. Desa ini juga kerap dijadikan lokasi praktek kerja lapangan para siswa SMKN 1 jurusan Agribisnis Ternak Ruminansia Mojosongo, Boyolali. Bersama karyawan KUD, anak-anak ini bekerja selepas subuh hingga pukul 08.00. Lalu siang harinya bekerja kembali pukul 13.30–16.00.
“ Peternakan sapi di sini tidak hanya dikenal dalam lingkup wilayah Boyolali saja, tapi juga dikenal juga sampai Lampung. Buktinya sekitar dua tahun lalu ada mahasiswa dari UNILA Lampung yang magang di tempat ini,” papar Eko. Jumlah sapi saat ini berkisar empat puluh sembilan ekor. Pendapatannya per hari Rp 450 ribu pada pemerahan pagi dan siang hari Rp 260 ribu. Di desa tersebut, tidak hanya aktivitas pemerahan susu yang dapat dilihat. Kegiatan masyarakat yang menyetorkan susu hasil ternak mereka tak kalah menarik. Kegiatan penyetoran ini dimulai pukul 06.00. Susu yang telah dibawa oleh petani ditakar dan dicatat sebagai laporan, oleh Suratno petugas setempat.
Dia juga bertugas mengambil sampel–sampel susu yang dibawa oleh petani untuk dites di Gabungan Koperasi Seluruh Indonesia (GKSI)yang ada di Boyolali. Sampel susu tersebut dimasukkan dalam kantung kecil. Lalu, kemurnian susu diuji dengan lactoscan. Untuk susu dengan kualitas biasa (ada campuran air) dihargai Rp 2.800 perliter .Sedangkan susu murni harganya bisa mencapai Rp 3.000 hingga Rp 3.500 seliter.
Proses Panjang Susu Segar Siap Minum Salah satu industri yang memproduksi minuman susu segar adalah Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Boyolali. Untuk menghasilkan produk susu yang aman dan berkualitas maka dilakukan pengendalian mutu pada saat penerimaan susu sampai proses produksi yaitu evaporasi. Pengujian mutu susu meliputi uji organoleptik, uji fisik (uji berat jenis, uji alkohol, uji pH, uji karbonat, uji keasaman) dan uji kimia yaitu (uji protein, uji lemak, uji kadar laktosa, uji kadar total solid, uji titik beku).
Pengendalian mutu dilakukan pada saat penerimaan susu segar, saat produksi berlangsung dan terhadap produk akhir. Pada penerimaan susu segar dilakukan pengujian organoleptik, fisik dan kimia. Apabila dalam pengujian ini, susu tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan maka susu langsung ditolak. Adapun standar mutu yang dapat diterima di GKSI Boyolali yaitu suhu untuk susu segar dingin maksimal 10º C, susu segar panas minimal 25º C, densitas minimal 1,0230, freezigpoint -0,520 – (- 0,560), uji alkohol negatif, uji karbonat negatif, kadar lemak minimal 3,4 %, total solid minimal 11,3 %, kadar protein minimal 2,5 %, pH 6,60 – 6,94, uji peroksida negatif, uji organoleptik normal. Setelah lolos uji kualitas, susu disimpan pada tangki penyimpanan yang disebut FMT. Penyimpanan dijaga pada suhu 2-3º C.
Apabila terjadi kenaikan suhu maka susu akan diproses lebih lanjut yaitu evaporasi. Saat evaporasi berlangsung dilakukan pengecekan angka total solid setiap setengah jam sekali. Apabila ada penyimpangan maka susu akan dialirkan kembali untuk diproses ulang. Terhadap produk akhir dilakukan pengujian mutu seperti pengujian pada susu segar. Adapun standar mutu yang harus dipenuhi adalah uji total solid 42-46 %, uji kadar lemak 12,9- 14,4 %, uji keasaman max 0,18 %, uji protein 10-13 %, uji temperatur maksimal 10º C, uji alkohol negatif, uji pH 6,50-6,66.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar